Berikut sifat-sifat determinan yang terdapat pada matriks.
-
Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol, maka det(A) = 0.
Contoh :
misal matriks A =
dengan menggunakan Aturan Kofaktor, maka
det(A) =
= a31M31 – a32M32 + a33M33
= 0 – 0 + 0
= 0(2.1 – 3.0) – 0(1.1 – 1.3) + 0(1.0 – 1.2)
= 0
-
Jika A adalah matriks segitiga n x n, maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada diagonal utama, yakni det(A) = a11a22 … ann
Contoh :
det(A) =
= a31M31 – a32M32 + a33M33
= 0 – 0 + 3
= 0(1.1 – 3.3) – 0(2.1 – 0.3) + 3(2.3 – 0.1)
= 0 – 0 + 3.2.3
= 18
Hasil ini sama dengan perkalian entri pada diagonal utama yaitu 2 x 3 x 3 = 18
-
Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh konstanta k, maka det(A’) = k det(A)
Contoh :
misal k = 2 dan A = maka kA =
det(A) =
berdasarkan Sifat 3 maka det(kA) = det(A’) = 4.3.3 = 36
karena det(A) = 18 dan k = 2 maka k.det(A) = 2.18 = 36
jadi, det(A’) = k.det(A)
-
Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A dipertukarkan, maka det(A’) = -det(A)
Contoh :
misal A = maka kA = dan baris 1 ditukar dengan baris 2 sehingga diperoleh matriks A’ =
det(A’) =
= a31M31 – a32M32 + a33M32
= 0 – 0 + 3
= 0(3.3 – 1.1) – 0(0.3 – 2.1) + 3(0.1 – 2.3)
= 0 – 0 + 3.(-2).3
= -18
Jadi, det(A’) = -det(A)
-
Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada baris lain, maka det(A’) = det(A)
Contoh :
misal A = kemudian bilakukan Operasi Baris Elementer pada baris kedua yaitu B2 + 2B1 sehingga diperoleh A’ =
det(A’) =
= a31M31 – a32M32 + a33M33
= 0 – 0 + 3
= 0(1.7 – 5.3) – 0(2.7 – 3.4) + 3(2.5 – 4.1)
= 0 – 0 + 3.(6)
= 18
Jadi, det(A’) = det(A)
-
Jika A adalah sebarang matriks kuadrat, maka det(A) = det(At)
Contoh :
misal A = maka At =
det(At) = a13M13 – a23M23 + a33M33
= 0 – 0 + 3
= 0(1.1 – 3.3) – 0(2.1 – 3.0) + 3(2.3 – 1.0)
= 0 – 0 + 3.2.3
= 18
Jadi, det(A) = det(At)
-
Misalkan A, A’ dan A” adalah matriks n x n yang hanya berbeda dalam baris tunggal, katakanlah baris ke-r, dan anggap bahwa baris ke r dari A” dapat diperoleh dengan menambahkan entri-entri yang bersesuaian dalam baris ke-r dari A dan dalam baris ke-r dari A’, maka det(A”) = det(A) + det(A’) [hasil yang serupa juga berlaku untuk kolom]
Contoh :
misal
A = maka det(A) = (1.3 – 4.2) = -5
A’ = maka det(A) = (4.2 – 1.3) = 5
dan A” = A + A’ = + = maka det(A”) = (5.5 – 5.5) = 0
jadi det(A”) = det(A) + det(A’) = -5 + 5 = 0
-
Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB) = det(A) det(B)
Contoh :
Dari contoh pada Sifat 7 dengan det(A) = -5 dan det(A’) = det(B) = 5 maka det(AB) = (-5)(5) = -25
AB =
=
=
det(AB) = 6.18 – 19.7
= 108 – 133
= -25
Jadi det(A.B) = det(A).det(B) = (-5)(5) = -25
-
Sebuah matriks kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det(A) 0
Contoh :
misal A = dengan det(A) = -5
A-1 =
=
=
Karena det(A) 0. Jadi matriks A memilki invers yaitu A-1 =
-
Jika A dapat dibalik, maka det(A-1) =
Contoh :
A-1 = maka
det(A-1) = (-3/5)(-1/5) – (4/5)(2/5)
= 3/25 – 8/25
= -5/25
= -1/5karena det(A) = -5 maka berlaku det(A-1) = 1/det(A) = -1/5